Sederhana Sarat Makna

Betapa sayangnya Allaah kepada kita para hambaNya. Bagaimana tidak, ia berikan kemudahan yang luar biasa agar kita dapat memahami agamaNya. Tak perlu filsafat rumit yang membutuhkan penjelasan jutaan teks dalam ribuan halaman buku yang mengharuskan kita mengernyitkan dahi dan berkonsentrasi untuk memahaminya. Tetapi Allah justru menyiapkan sebuah surat singkat yang tersusun dalam empat kalimat pendek.


Al-Ikhlas, demikian nama surat tersebut. Surat yang begitu mudah untuk dihafal bahkan oleh anak balita sekalipun. Bacaan favorit para jamaah sholat sebab jumlah ayatnya yang sedikit berarti juga tidak perlu berdiri berlama-lama karena rukuk akan menjelang. Betapa sering kita mengulang-ulang surat tersebut dalam ribuan bilangan rakaat yang telah kita lakukan sejak akil baligh


Pengesaan Allaah, ini merupakan inti dari misi setiap Rasul yang pernah diutus ke permukaan bumi. Inilah pokok dari agama yang dibawa seorang mulia bernama Muhammad RasuluLlaah SAW. Inilah aqidah kita, sebuah landasan dimana semua peribadatan dibangun diatasnya. Dan Al-Ikhlas, surat yang begitu pendek dan sederhana, berbicara dengan sangat gamblang mengenai hal ini. Betapa lurus seharusnya aqidah kita karena begitu sering kita membaca surat ini, bahkan menghafalnya diluar kepala. Tetapi sayang, yang terjadi justru sebaliknya. Begitu rapuh keyakinan kita pada Allaah sehingga begitu sering kita berpaling dariNya, bermaksiat kepadaNya, berani menentangNya dan ragu pada kuasaNya. Betapa sakitnya aqidah kita.


Seorang yang sudah menunaikan janjinya pada Allaah pernah menulis pada satu risalahnya, “Pastilah anda akan merasa sangat yakin pada keberadaan sesuatu hal yang dikatakan oleh seseorang yang anda yakini kejujurannya, dan kemudian didatangkan pula kepada anda tumpukan bukti yang menunjukkan keberadaan sesuatu tersebut”. Seseorang yang digelari al-amin oleh masyarakatnya telah memberitakan kepada kita tentang keesaan dan kekuasaan Allaah kemudian menunjukkan bukti-buktinya baik yang bersifat qauliyah melalui Al-Quran maupun yang kauniyah yang tersebar dalam ciptaanNya yang maha dahsyat. Maka sudah sepantasnya bagi kita untuk memiliki keyakinan tanpa keraguan akan keesaan Allah Tuhan semesta alam.


Dialah Allaah yang satu. Ia yang tunggal yang berhak dilekatkan segala atribut ketuhanan kepadaNya. Ia satu-satunya Rabb yang memelihara, merawat, dan melindungi. Ia satu-satunya Malik, Maha raja yang memiliki kekuasaan mutlak atas alam dan isinya. Ia satu-satunya Ilah yang kepadaNya berpulang segala bentuk peribadatan dan penghambaan. Maha Suci Ia yang tidak ada satupun yang menyerupaiNya, yang tidak sama dengan makhlukNya dan karenanya Ia tidak dilahirkan juga melahirkan.


Itulah keyakinan yang sahih. Dengannya kita menjadi seperti pencinta yang dimabuk asmara yang segera berlari ketika sang kekasih memanggilnya. Lihatlah seorang salih yang segera membuang tiga butir kurma digenggamannya untuk segera berlari ke medan jihad membela agama Allah seraya berkata “terlalu lama kurma-kurma ini menghalangiku untuk mencapai syurga”. Atau lihatlah ia yang bergegas menunaikan shalat ketika adzan melantun indah. Tak ada yang lebih utama selain Allaah karena keyakinannya berbicara bahwa Ia adalah satu-satunya Ilah yang berhak memiliki tempat terbesar dalam hatinya.


Itulah keyakinan yang lurus. Dengannya kita menjadi seperti seorang prajurit yang menerima perintah dari komandannya. Ingatlah bagaimana generasi terbaik umat ini bersegera menumpahkan minuman-minuman keras yang mereka gemari ketika Allaah mengharamkan meminum khamr. Atau para wanita shalihah yang berlomba-lomba mengambil lembaran kain apapun yang dimilikinya untuk menutup auratnya ketika terdengar perintah untuk mengenakan jilbab. Keyakinan mereka berbicara bahwa Allaah adalah penguasa manusia, maka menjalankan perintahnya adalah sebuah kewajiban.


Itulah keyakinan yang bersih. Yang dengannya kita menjadi seperti seorang sufi yang tenang dan ikhlas. Menjadi ridho dengan apapun yang ditakdirkan Allaah karena tidak ada yang lebih baik dari apa yang telah Ia pilihkan untuk mereka. Tengoklah mereka yang tidak khawatir akan kesempitan rizki, tidak berkesusahan dengan kemiskinan, tidak ketakutan akan kesendirian, tidak berkesedihan dengan kehilangan. Keyakinannya berbicara bahawa dialah rabb yang tidak pernah lelah dan tidur sehingga tak akan alpa dari mengurus ciptaanNya.


Qul huwaLlaahu ahad. Allaahu shomad. Lam yalid wa lam yuulad. Wa lam yakullahu kufuan ahad.



Ujung Timur Tebet

7 Juli 2009, 21.30 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar