Kotak

Ujung timur tebet, 26 November 2019

Di dalam kotak
Berdetak
Menghentak mencoba menyeruak
Terdepak tergeletak
Diam tak bergerak
Gelap pengap
Disekap terperangkap oleh senyap
Tergagap berharap
Isak dalam ratap
Asing terasing
Dikeliling dingin dinding-dinding
Halangi bising erat menutup kuping
Ingin berpaling mencari hening
Namun kosong tak henti berdenting
Resah
Gelisah
Karena entah
Mengejawantah dalam sumpah serapah
Begitu lelah
Segeralah
Keluarlah
Jangan mati jadi bedebah

Gelisah kapal tua

Ujung timur tebet, 19 November 2019

Kapal tua terengah
Angin bertiup membalik arah
Tapi tak sudi ia menyerah
Walau mesin ringkihnya terdengar lelah
Cahaya sinar mercusuar tampak samar
Di sela tirai kabut pekat
Penanda bahwa dermaga kian dekat
Menuntun kapal tua kembali dengan selamat
Entah untuk kali yang keberapa
Harusnya tak ada yang istimewa
Biasa saja
Terbiasa
Tapi akhir-akhir ini, pikir kapal tua
Laut tak terasa sama
Pasang dan surutnya
Karang dan ikan-ikannya
Angin dan sepinya
Pantai dan rindunya
Biru dan sendunya
Apakah laut mulai berubah dan kehilangan tuah
Atau dirinya yang kini terlalu lelah
Tua dan gelisah
Mulai usang
Gamang
Saat beranjak bertolak mengangkat jangkar
Bertumpuk keluh
Saat kembali berlabuh melempar sauh
Lara
Ketika malam penuh bintang dan sinar bulan begitu perkasa,
Takut
Ketika malam gelap gulita nyaris tanpa cahaya
Mungkin ia sudah terlalu lelah
Tua dan gelisah
Atau laut sudah berubah
Dan akhirnya ia harus mengalah

Dunia pukul empat

Ujung timur tebet, 6 November 2019

Tepat pukul empat
Aku mengayun langkah lambat-lambat
Di antara cerita hidup yang bergerak cepat
Meja-meja dan asbak bulat
Gelap ruang remang di seberang
Berhembus pekat menyesap nikmat
Derai tawa menyeling cerita
Entah tentang apa
Gembira, luka, tidak ada beda
Melebur dalam suka dan cita
Tersaji dalam botol kaca
Mereka ulang cerita
Yang tertulis sebelum senja
Khayal seolah nyata
Pada dunia pukul empat
Wanita-wanita
Berkaki jenjang, bermata sayu,
Ayu tanpa gincu
Memikat, merayu
Ruang-ruang kaca
Nyala kilau bercahaya
Memenjara
Menjaja bahagia
Kuayun langkah lebih cepat
Meninggalkan dunia pukul empat
Sebab musabab dunia begitu memikat
Dimana aku tak memiliki minat
Atau memang tak memperoleh tempat

Ujian Pujian


Ujung timur tebet, 3 November 2019

Jika sempat puja-puji manusia menghampiri
Jangan menghindar pergi
Genggamlah dengan jemari
Tapi,
Jangan simpan dalam lemari hati
Biar tidak sedih saat berlalu pergi

Jika sempat puja-puji manusia datang
Sambutlah dengan hati riang
Bibir senyum mengembang
Senang
Tapi ikatlah hatimu kencang-kencang
Biar tidak sempat ia terbang

Jika sempat puja-puji manusia menimpa
Bolehlah bernafas lega
Mengganti lelah atas keras usaha
tak sia-sia
Tapi dahului dengan syukur padaNya
Biar tidak singgah rasa jumawa

Dan jika sempat manusia menghadiahi puja-puji
Terimalah dengan wajah berseri
Jangan simpan sendiri
Lekaslah berbagi
Dengan mereka yang mengihklas diri mengangkatmu tinggi-tinggi

Kepada mereka,
Aku berhutang puja-puji
Kepada mereka,
Aku berhutang budi
Kepada mereka,
Aku memberi hormat
Kepada mereka,
Aku mendaras doa bermunajat
Semoga Tuhan dan malaikat
Menyebut namamu di dalam jannaat