AlSalaam 28tahun

Ujung timur tebet, 26 Februari 2020


Setelah jauh perjalanan
Ada baiknya berhenti sebentar, melihat kebelakang
Agar ingat dari mana asal melangkah
Apa yang dilewati dan mungkin tak sengaja terlewat
Hingga jelas kemana kaki akan melangkah berikutnya
Sahabat,
Darimu kami memulai perjalanan ini
Karenamu kami sampai pada hari ini
Bersamamu kami akan lalui berbilang tahun di hadapan
Terima kasih atas kepercayaan menjadikan kami bagian dari perjalanan hidupmu

Rindu putih abu-abu

Ujung timur tebet, 25 Februari 2020

Dia datang bersamaan
dengan lalunya angin selatan
Terbawa deras hujan
Terselip pada dingin malam
Tumbuh bak cendawan
Memabukkan otak yang kelelahan
Pada semua yang di hadapan
Musim penghujan
Datangkan rindu pada kenangan
Dari dua puluh tahun silam
Waktu masih berseragam
Putih abu-abu
Saat kata suka mengganti cinta
Karena tidak mengerti cinta itu apa
Hanya sebuah rasa
Menggelitik dada
Membuat malu saat jumpa
Pada dia
Yang wajahnya manis bertahi lalat
Atau dia
Yang ayu bermata sayu
Atau dia
Yang lucu bermuka bulat
Atau dia
Yang merona pipi dan bibirnya
Atau dia
Yang berkerudung
Dan mendung yang murung
Pada sore yang basah
Hanyutkanku dalam kenangan
Ah, indah nian kawan
Kisah cinta si monyet berseragam
Putih abu-abu

Senja lampu merah

Ujung timur tebet, 22 Februari 2020

Di hadapan lampu merah
Sebelum hitam putih yang terbelah
Di sebelah trotoar yang pecah
Kaki-kaki lemah menyanggah
Dua roda sedikit goyah
Jiwa terpenjara
Dalam kotak kecil berbatas kaca
Deru mesin terengah
Pekik klakson jauh dari ramah
Marah-marah
Sabar punah bersama lelah
Sehari penuh memerah
diperah
Mengumpul rupiah
Remah demi remah
Dalam wadah dengan puluhan celah
Ratusan masalah
Tak pernah sudah
Malah kian bertambah
Wajah-wajah gelisah
Datang dari berbagai arah
Di hadapan lampu merah yang kini mulai menyerah
Tak ada yang mau mengalah
Semua sudah
sangat rindu rumah

Kembara: liburan pertengahan bulan

Ujung timur tebet, 16 Februari 2020

Bapak itu bilang ini soal peradaban
Ah, untukku terlalu kajauhan
Dia bilang, ini soal menjadi bangsa bermartabat
Ah, sepertinya amanat itu terlalu berat
Katanya lagi, ini soal membangun organisasi
Ah, rasanya aku hanya mampu mengamini
Dan ini soal membangun pribadi
Ah, yang ini mungkin sebab aku disini
Yah, bagiku baru begini
Tapi jangan menghakimi
Mungkin setelah ini
Siapa sangka
Aku akan punya peran seperti yang bapak harapkan
Mencatatkan nama dalam sejarah peradaban

Sementara itu,
Biar kuceritakan sedikit soal ini dalam versiku
Versi lebih ringan
menenangkan
Sehingga tak lagi jadi momok menakutkan bagi sebagian
Anggaplah ini euforia
Tapi apa salahnya
Biar kau tahu
Betapa senangnya aku

Bagiku, ini hanya sebuah liburan
Pertengahan bulan
Menyenangkan
Nongkrong di pinggir jalan
Bertukar canda menanti omprengan
Berjungkat-jungkit terguncang mobil tua tak berperedam kejut
Tertawa bersama
Ditampar manja angin malam yang cemburu tak diajak bicara
Gembira
Menari, menyanyi dibawah hangat mentari pagi
Berlari berkejaran
kadang dibawah deras hujan
Berbagi cerita
Soal kita
Soal mereka
Soal apa saja
Mengasyikan
Bermain peran menjadi jagoan
Tidak kecewa saat kebagian peran sebagai korban
Bahagia
Terjaga hingga pagi
merapal syair indah menyentuh hati
Berbagi
Menghadir senyum di sudut bibir tua pak kyiai
Dengan bakti sederhana dari hati sepenuh hati

Menyenangkan bukan?
Maka mari bersama kita berdendang
Di sini senang...
Di sana senang...
Dimana-mana hatiku senang...

Karpet selepas sholat

Ujung timur tebet, 8 Februari 2020

Bagimu biasa saja
Tak istimewa
Tak cukup jadikanmu juara
Mengangkat piala
Menjadi berita
Viral di sosial media
Apalagi membuatmu jumawa

Bagimu kurang berarti
Hanya seujung kuku jari
Bukan sesuatu untuk berbangga diri
Tak akan membuat iri
Tak akan jadi sensasi
Pada insta story
Apalagi menginspirasi

Tapi bagiku
Tidak begitu
Tidak melulu seperti itu
Bukan itu
Bagiku kau luar biasa
Karena hatimu tulus bicara
Mengirim rasa pada jiwa
Nyala terang dalam netra
Tuntun tangan mungilmu bekerja
Dalam senyap
Sederhana
Penuh makna
Karena itu aku bertepuk dada
Bangga

Kau hebat
Bukan karena paling kuat
Kau hebat
Bukan karena yang tercepat
Kau hebat
Bukan karena cerdas dan cermat

Tetapi
Kau hebat
Meski hanya karena
melipat karpet selepas sholat

Puncak

Ujung timur tebet, 4 Februari 2020

Merambat
Berjalan pelan
Kemana menuju
Mengapa habiskan waktu
Menunggu termangu
Tidur berselimut debu
Pesing amoniak
Aroma kopi instan
Hirup dalam-dalam
Warna-warna membosankan
Hitam kelam
Merah terang monoton
Kenapa bertahan
Untuk apa
Ada apa
Di atas sana
Di akhir jalan menanjak
Klimaks
Memanja otak
Sesuatu yang tidak ada
Di tanah tempat kita beranjak?
Benarkah?