Ini Soal Hati




Mekkah menjelang arafah, 4 dzulhijjah 1444


Haji itu soal hati walau prosesnya sangat melibatkan fisik. Tawaf, sai, wukuf, jumroh semuanya sangat fisikal. Tapi apalah makna aktivitas-aktivitas tersebut kalau dilihat kasatnya saja. Apalah ia kalau hanya sekedar jasad yang terlibat. Apalah ia kalau hanya hidup dari logika dalam otak. Tentulah hanya lelah dan penat di sekujur otot badan. Hanya riuh dan bising menggedor gendang telinga yang menyesak rongga kepala. Hanya kumpulan kata-kata dirapal bak mantra tak bermakna. Dan akhirnya semua menjadi sia-sia tanpa guna.

Sesungguhnya haji bermula dari hati, dan jauh dari sebelum kaki menginjak tanah suci. Ia bermula ketika rindu membuncah di dalam hati untuk bertemu Allaah rabbul izzati. Ketika harap mendapatkan kesempatan berupa jatah kuota memenuhi ruang kalbu. Ketika sabar membungkus ikhtiar kita memenuhi ONH. Ketika hati pasrah menyerahkan semuanya karena Nya. Bukankah haji adalah memang harusnya karena Allaah semata. Maka mulalah dengan niat lurus dan ikhlas karena Allaah. 

Ibadah haji adalah syiar Allaah. Ia dipenuhi simbolisasi atas penghambaan kepadaNya. Lambang pertemuan  seorang hamba yang rendah dengan Tuhannya yang Maha Agung. Inilah substansi yang jauh berada di belakang yang terlihat, terdengar, terucap, tercium dan teraba indera. Hanya mereka yang telah mempersiapkan hati yang dapat menelusur jauh ke dalamnya. Bukankah hanya hati yang bersih yang dapat menerima ayat-ayat Allaah. Bukankah hanya hati yang bersih yang dapat berisi nama-nama Allaah. Bagaimana mungkin hati yang kotor dan penuh penyakit bisa menerima yang suci. Mana mungkin yang Maha Suci berkenan hadir di dalam hati yang demikian. Maka tanpa hati yang bersih, lurus dan ikhlas, haji mungkin sekedar perjalanan wisata atau ziarah ke tempat bersejarah. 

Haji adalah soal hati, bermula dari hati, dan sejatinya berakhir dengan hati. Maka telisiklah bagaimana hatimu setelah puluhan putaran tawaf, ratusan rakaat sholat, ratusan langkah sai, ribuan kalimat dzikir dan doa sepanjang arafah. Adakah dia semakin bersih. Adakah ia semakin condong kepada Tuhannya. Adakah ia semakin cinta kepadaNya. Adakah ia semakin ikhlas, sabar dan tawakal. Adakah ia semakin taqwa. Atau justru sebaliknya. 

Haji dengan sepenuh hati akan memberikan dampak kepada hati. Maka, hadirkanlah hati pada setiap putaran tawaf, langkah sai, sujud dan rukuk, dzikir dan doa, atau sekedar pada pandangan ke arah kabah. Insya Allaah dengannya bergetar hati tanda DiriNya hadir mengisi relung hati. Berrtambahlah keimanan dan keyakinan. Maka dengan begitu kau telah bertemu dengan Tuhanmu. Saat itu sempurnalah haji. 

Ah, tapi rasa-rasanya hati ini masih jauh dari pantas. 

Ya Allaah, sempurnakan haji kami dengan mendapatkan hati yang bersih dan tenang, hati yang condong kepadamu, hati yang Engkau ridhoi. Masukanlah kami kedalam golongan hambamu yang diganjar syurga.



Video dari youtube (Sesungguhnya - Raihan)