Tini, tawa dan ayahnya

Ujung timur tebet, 3 April 2020

Binar bola matanya
Riang menembus dinding kaca
Batas tebal antara dirinya dan dunia di seberang sana
Berbeda
Lampu menyala aneka warna
Gadis-gadis kecil sebaya
Gembira
Di atas sepatu roda
Lalu dia tertawa
sambil bertanya
Ayah, kapan ajak aku kesana

Sayu sinar matanya
Menatap samar bayang si tini pada dinding kaca
Batas tebal antara dirinya dan harapan di seberang sana
Air mata
Bertanya kenapa tidak di sana
Ingin rasanya ajak tini kesana
Tapi tangan hitamnya
Tak cukup daya
Lirih dia berkata
Kalimat yang selalu sama
Maaf nak, lain waktu saja

Matanya menatap lekat-lekat
Wajah lelah penuh gurat
Ia tersenyum hangat
Memeluk kaki pria itu erat-erat
Binar matanya memberi isyarat
Tidak perlu kau kecewa
Karena tidak juga aku
Tak perlu lain waktu
Aku tidak menunggu
Di sini pun tidak mengapa
Kemudian dia tertawa
Tawa yang persis sama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar