Ghifara Renungi Ilmi : Sebuah penegasan…

Ujung Timur Tebet, 26 Juli 2010, 23.25 WIB


Waktu. Salah satu dari sekian banyak bukti kebesaran Tuhan. Karena waktu kita ada dan kemudian tiada. Di dalam waktu kita hidup, bergerak, berubah, lalu hilang. Tanpa waktu mungkin tak ada hidup dan tentu pula tiada mati. Dan di dalam waktu Tuhan melakukan kuasaNya mencipta. Sungguh pada berjalannya waktu, pada silih bergantinya siang dan malam terdapat tanda-tanda kebesaran Tuhan.


Sepertinya kau ingin menegaskan akan hal ini kepada kami melalui kehadiranmu. Di pagi yang begitu dini, di sebuah hari yang begitu awal, tangismu yang lantang meneguhkan keyakinan kami semakin dalam akan kebesaran Tuhan, akan kemutlakan kehendakNya, juga kemurahan kasih sayangNya yang senantiasa membungkus takdirNya. Hari ini, tidak hanya mencukupkan, tapi telah Ia lebihkan anugrah nikmatNya atas kami. Karena itu kami sambut dirimu dengan bulir air mata tanda kesyukuran dan kekhusyukan dalam penghayatan kebesaran Tuhan yang mengejawantah pada prosesi kehadiranmu. Sungguh tidak ada nikmatNya yang patut kami dustakan.


Bersama syukur kami panjatkan doa untukmu agar Tuhan penuhi bertangkai-tangkai harap kami atas dirimu. Tangkai-tangkai yang telah kami rangkai menjadi sebuah nama yang kami hadiahkan untukmu, Ghifara Renungi Ilmi.


Ghifara. Hidup adalah sebuah perjuangan dan kemuliaan hidup hanya diperoleh oleh mereka yang berjuang. Karenanya jadilah engkau seorang pejuang, bagi dirimu dan bagi mereka yang tak punya daya untuk memperjuangkan dirinya. Berjuanglah untuk memperbaiki diri hingga tak ada ruang bagi sifat buruk bersemayam di dalam dirimu. Berjuanglah untuk semakin dekat dengan Tuhan hingga Ia memilihmu menjadi kekasihNya. Berjuanglah untuk meraih cita-citamu hingga Tuhan menetapkan takdirNya atasmu dan kemudian bertawakallah. Berjuanglah untuk kebenaran. Berdirilah dibaris depan khafilah pejuang kebenaran bersama para pejuang kebenaran yang ikhlas. Lantangkanlah kalimat kebenaran di hadapan kawan, lawan juga tiran. Berjuanglah dengan kelembutan bukan kekerasan. Berjuanglah dengan cinta bukan kebencian. Berjuanglah dengan dzikir serta fikir dan bukan caci dan emosi.


Renungi Ilmi. Mereka yang ditinggikan derajatnya oleh Tuhan adalah mereka yang memiliki kebijaksanaan ilmu. Jadilah kau wanita yang berkedudukan tinggi karena kekayaanmu atas ilmu dan bukan lainnya. Cemplungkanlah dirimu pada samudera ilmu yang luas tak bertepi dan dalam tak berdasar. Benamkanlah dirimu dan selami kedalaman hikmahnya hingga engkau menjadi bijaksana karenanya. Jelajahilah keluasan maknanya hingga engkau mengerti akan hakikat kehidupan. Renungilah apa yang ada di sekelilingmu karena setiap detiknya adalah tetesan ilmu. Jadikanlah ilmu sebagai penuntunmu. Biarkan ia menjadi cahaya benderang yang menerangimu melalui gelapnya lorong kehidupan Biarkan ia menjadi perahu yang melayarkanmu mendekati Tuhanmu. Carilah ilmu, pelajarilah, ajarkanlah, kuasailah, renungkanlah, dan tentu, amalkanlah!


Ghifara Renungi Ilmi, putriku, doa kami untukmu, jadilah wanita sholehah yang wajah dan hatinya bersinar karena ibadah. Jadilah wanita terhormat yang senantiasa menjaga kehormatan diri dan keluarga. Jadilah seseorang yang senantiasa mengisi hidupnya dengan amal kebajikan. Bermanfaatlah bagi orang lain karena itulah sabaik-baiknya manusia.


Di hening malam bersama gumam dzikir para pencinta Tuhan, kami dendangkan kalimatNya di kedua telinga mungilmu sebagai pengantar bagi dirimu mengarungi samudera kehidupan dengan kebaikan. Sungguh Tuhan maha mendengar dan menjawab doa. Amiin!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar