Ujung timur tebet, 17 Oktober 2019
Sepertinya
Sukar betul buat kau memahami aku
Kiranya memang kau tak bisa pasti
Bagaimana mungkin akan mampu
Kau tak pernah berdiri disini
Di atas kakiku,
berjalan dengannya,
Memandang dengan mataku,
Mendengar dengan telingaku.
Begitu pula aku
Kakiku terlalu besar untuk berjalan dengan sepatumu
Mata rabunku tak mampu memandang jauh sebagaimanamu
Telingaku tak berselera mendengar lagu kesukaanmu
Lalu
Bagaimana aku akan memahamimu
Katanya kita
Punya bahasa yang sama
Tumpah dari tanah dan air yang sama
Merapal mantra yang sama
Bahwa kita berbeda tapi satu jua
Tapi ternyata kita
Masih saja sulit berbicara tanpa melibat cerca
Tak rela berbagi tanah dan air dengan jumlah yang setara
Menyimpan ragu kalau aku, kamu, bisa menjadi satu
Di meja kopi
Kita bicara toleransi
Berdiskusi
Berbeda pendapat
Bersepakat saling menghormati
Tangan kanan berjabat erat
Di belakang punggung tangan kiri menggenggam belati
Kuat menggigit jari
Menahan sakit di hati
Karena kita masih punya nafsu saling mengangkangi
Maka setelah kopi
Kita akan bertarung lagi
Sembunyi-sembunyi
Sepertinya
Kita memang akan terus berkelahi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar