Ujung timur tebet, 12 September 2019
Rasa itu
Marah dan malu
Selalu begitu
Seperti benalu
Menghabisi keberadaanku
Menyisa sendu
Marah pada siapa? Atau apa?
Malu karena apa? Atau siapa?
Pada dia yang membiarkanku berjalan
Namun melarangku menentukan tujuan
Pada dia yang mengajarkan bahasa
Namun tak mengizinkan bicara
Pada dia yang melatihku menggerakkan kaki
Namun menahanku berdiri dan berlari
Pada dia yang ingin selalu kutinggalkan
Tetapi tiap kali kembali kepadanya sambil sesengukan
Pada diri yang terus menyalahkan atas setiap kalah
Pada diri yang tak mampu melangkah
Tanpa bayang-bayang lekat di belakang
Pada diri yang pantas memikul beban
Tapi tak bernyali tampil ke depan
Pada diri yang bersembunyi
Mengharap dikasihani
Karena ketidakberdayaan
Karena ketidakmampuan
Karena matinya kehendak untuk melawan
Karena ketakutan tanpa alasan
Karena air mata yang tertahan
Karena sulitnya melupakan
Dan memaafkan
Karena marah mencekik kerongkongan
Rasa itu
Marah dan malu
Kenapa kau biarkan begitu
Menjadi benalu
Menghabisi dirimu
Menyisakan sendu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar