Lelaki, Sepi dan Kopi
Ujung Timur Tebet, 23 Juli 2019
Lelaki itu duduk sendiri
Menepi
Mengadu pada secangkir kopi
Tentang hari
Kemarin yang kerap kembali
Kini yang akan datang lagi esok hari
Tentang kebiasaannya onani
Di atas jamban penuh tai
Dengan nafsu yang tak utuh lagi
Tentang kerja
Yang memaksanya terjaga
Memecutnya berlari seperti kuda
Tentang kawan-kawannya
Bertukar tawa tanpa gembira
Berjual beli canda selepas senja
Tentang wanita-wanita
Yang wangi keringatnya tertinggal di meja kerja
Namun hilang seketika seperti tak pernah ada
Tentang semua-semua
Pengusik minda
Penyesak dada
Lama sudah ia bercerita
Mengaduk kopi dengan kata
Menyesap pahit ditiap jeda
Lama sudah ia mencari jawab
Atas tanya yang tak terungkap
Pada hitam kopi pekat lagi gelap
Kopi selalu saja diam
Selalu demikian
Tapi cuma itu yang diperlukan
Tidak perlu jawaban
Tidak juga komentar atas setiap ucapan
Hanya kehangatan yang memberikan ketenangan
Sisa kopi mulai dingin
Darah bercampur kafein
Gelisah terbawa angin
Lelaki itu beranjak pergi
Sepi
Tinggalkan luka di cangkir kopi
Namun esok ia akan kembali
Lagi, lagi
Dan lagi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar