Ujung timur tebet, 22 Februari 2011, 01.15WIB
Dia pernah berdiri disana
Telanjang
Memamerkan dengan gamblang
tiap lekuk dan sudutnya
Lembah dan gunungnya
Hutan dan sungainya
Indah
Jengkal demi jengkal kenikmatan
yang menyulut bara gairah
Jelita
Merayu mempesona
Memanggilku dengan mesra
Merdu
Mengundangku datang mengecupnya,
memeluknya,
membelainya,
mencumbunya
Katanya,
mari lekas puaskan birahi
Menguras hasrat
Menumpah rindu
Bulir peluh menjelma
lautan kepuasan menjadi
Kenikmatan tiada tara
Tak usah kau pedulikan duri
Karena cinta menyembuh luka
Tak usah lagi hiraukan perih
Karena cita menulis bahagia
Tapi aku masih bergeming ragu
Aku tak punya cukup cinta
Tak cukup kuat menahan luka,
tak berani mencicip perih,
tak sanggup menggapai cita
I**oten
Maka kubiarkan ia berlalu
Membawa semua rindu
Tanpa sempat mengecupnya,
memeluknya,
membelainya,
mencumbunya
I**oten!
Lalu kataku,
Apa pula peduliku!
Tapi benarkah?!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar