Ujung timur tebet, 11 Februari 2021
Hidup adalah perjalanan.
Ah, cliché.
Tapi biar saja silahkan berhenti
jika tidak minat.
Baiklah mari kita lanjutkan
Hidup adalah sebuah perjalanan
menyampaikan kita pada banyak persimpangan. Di tiap-tiapnya kita akan dipaksa
mengambil pilihan untuk menentukan arah tujuan kemana langkah akan dilanjutkan.
Seringkali tepat dalam menentukan pilihan tapi tidak jarang juga jauh dari
akurat. Kadang kita sadar bahwa telah menyimpang arah tapi tak juga berputar berbalik
arah. Melewatkan satu-dua putaran dengan harapan di depan masih ada kesempatan.
Tapi siapa yang tahu apakah di depan masih ada atau yang barusan adalah yang
terakhir.
Kita memang selalu menunggu momen
yang tepat untuk berubah. Walau tak pernah tahu juga kapan yang tepat itu tiba.
Momen datang silih berganti tapi terlewat begitu saja. Mungkin sudah tabiat
tidak senang pada apa-apa yang baru. Takut pada perubahan karena tak tahu apa
yang ada di hadapan. Maka berubah bukan saja soal momen tapi juga soal niat dan
keberanian melangkah. Karena sejatinya angin perubahan berhembus sepanjang
masa. Persoalannya apakah kita berani mengembangkan layar dan menyesuaikan
arah.
Keuangan syariah belakangan
mendapat momen yang sangat baik untuk menyelaraskan arah. Giatnya masyarakat
kelas menengah hijrah bersyariah, bersepakatnya bank-bank syariah untuk merapat
dalam satu saf atas dasar ukhuwah, dan hebohnya usulan wakaf sebagai sumber
pendanaan negara merupakan peluang untuk membuat perubahan. Game changer, bahasa kerennya. Saat
begitu banyak mata memandang dan memperhatikan, inilah adalah momen bagi industri
keuangan syariah untuk berbenah dan berubah. Dari hanya memiliki produk yang terbatas
dan tidak kompetitif menjadi lebih beraneka sesuai kebutuhan pasar. Dari berteknologi
lama menjadi canggih. Dari sekedar cadangan menjadi pilihan. Hingga kemudian profit
meloncat karena efisiensi, Aset meraksasa
karena modal yang makin kokoh. Pangsa pasar yang melesat jauh meninggalkan
kutukan 5% yang baru-baru saja terlewati. Kini mungkin tidak perlu ada batas angka
yang harus ditetapkan sebagai kutukan.
Tapi sepertinya sayang kalau
momen ini hanya dimanfaatkan untuk sesuatu yang berbau dunia saja, padahal tujuan
keuangan syariah adalah dunia dan akhirat. Maka ini sepertinya juga momen yang
tepat untuk mengkalibrasi arah akhirat industri keuangan syariah. Dari sekedar
membuat versi syariah dari produk-produk ribawi, menjadi berdiri tegak penuh
percaya diri menampilkan orisinalitas produk keuangan syariah. Dari senyum ramah
terpaksa sebagai bagian dari prosedur layanan menjadi ketulusan akhlak karimah
bagian dari syariah. Dari berhitung mengejar angka-angka menjadi memburu
manfaat demi manfaat. Hingga profit yang melesat dan aset yang meraksasa dirasakan
sebagai manfaat oleh umat. Berkah menjadi bekal ke akhirat. Hingga pangsa pasar
membesar bersama maslahat.
Mudah-mudahan momen ini tidak
terlewat begitu saja. Mudah-mudahan mereka yang berkepentingan berani mengembangkan layar dan menentukan arah. Sambil menunggu, mari angkat cangkir dan menikmati momen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar