Ujung timur tebet, 24 Mei 2020
Hari ini dia pergi
Diiring riang wajah berseri
Tapi
Bukankah harusnya bersedih
Berpisah tak pernah menyenangkan
Bisa jadi tak pernah ada lagi pertemuan
Mengingat apa yang selalu dibawanya saat datang
Dan betapa mulia dirinya
Apa pasal melepasnya dengan gembira
Apakah karena tak ada lagi lelah bangun pagi?
Tak perlu menahan perih lambung hingga mentari pergi?
Pegal kaki terlalu lama berdiri?
Atau bosan dengan bacaan yang tak dimengerti?
Hari ini
Yang seharusnya fitri
Semua hilang bersamanya pergi
Aku malah berjingkrak menari
Rayakan kebebasan lagi
Menyimpan kembali semua ke dalam laci
Atau lemari
Membiarkannya berdebu hingga nanti
Jika sempat bertemu kembali
Ah, betapa bodohnya.
Na'uudzubiLlaahi min dzaalik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar