Ujung Timur Tebet, 20 Maret 2010, 01:05 WIB
Semburat fajar menelisik langit
Menghantar kabut pagi yang beringsut pergi
Tertinggal embun di dahan sempit
Ditemani gemercik air memecah sunyi
Bergeliat kini penghuni rimba
Di atas kanopi alam hijau membentang
Di antara dahan saling bersilang
Di pokok jati kokoh menjulang
Di bawah akar mencengkeram kencang
Dengarlah kini ia bernyanyi
Senandung sepi berbalut perih
Dengarlah kini ia bernyanyi
Senandung pagi mengusik hati
Kawan,
Tanah kami dulu subur
Sampai rakus menjadikannya gersang
Hutan kami dulu rimbun
Sebelum nafsu menjadikannya tandus
Rimba kami dulu belantara
Sebelum mereka menjadikannya gundul
Kawan,
Batang kami tak lagi gagah
Dedaun kami tak lagi indah
Kami tak lagi berbuah
Akar kami tak lagi mencengkeram tanah
Begitulah kini rimba bernyanyi
Mengungkap sedih tak berperi
Mentari pagi kini meninggi
Beremas kilau menghujam bumi
Mengiring rimba terus bernyanyi
Senandung sedih megusik hati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar