Nasihat untuk pohon kecil
Ujung timur tebet, 25 Desember 2019
Duduklah di sini, di bawah naunganku. Bersandarlah pada kaki-kakiku yang kokoh. Biar ku ceritakan sebentar tentang aku.
Aku dulu tak sebesar dan sekuat ini. Aku hanyalah sebutir biji kecil. Bahkan lebih kecil dari biji congklak yang biasa kau mainkan. Tapi siapa sangka, di dalamnya terdapat semua yang kubutuhkan untuk tumbuh. Tanah tak cukup kuat menahanku untuk tidak keluar dan menantang matahari. Begitupun kau, di dalam tubuh kecilmu, Tuhan telah titipkan semua yang kau perlukan untuk menjadi besar. Kau punya semua yang kau butuhkan bukan hanya untuk menjalani hidup tapi juga untuk menciptakan hidup yang kau inginkan. Maka tak perlu khawatir, keluarlah dan tantanglah matahari.
Aku tahu memang itu tidak mudah. Hidup akan selalu menyajikan sakit, sedih, malu dan takut sebagai penghalang. Bahkan memalingkanmu dari apa yang sejatinya berhak kau miliki. Kemudian kau mulai menyalahkan hidup. Dan akhirnya kau terpaksa mengalah. Lihatlah aku. Aku tak pernah bisa memilih tanah tempat aku tumbuh. Aku tidak bisa pindah betapapun aku ingin. Aku tidak bisa berlari ketika hujan lebat dan angin besar ingin merubuhkanku. Aku tak bisa memukul ketika anak-anak nakal mengencingi pokokku atau melukai kulit-kulitku. Menyalahkan tidak memberikanku apapun. Menyerah apalagi. Maka aku memutuskan untuk teguh, tidak mengeluh dan tetap tumbuh.
Maka teguhlah. Sekali lagi kau punya segalanya untuk tumbuh. Jangan salahkan apa yang hidup berikan untukmu. Yakinlah bahwa apa yang kau dapat dari hidup adalah baik untukmu. Sebagaimana aku bertambah besar dan kuat setiap kali badai gagal merobohkanku, sakit dan sedih akan menjadikanmu kuat dan tangguh menghadapi apapun yang merintangimu. Sebagaimana aku menolak mati dan tetap bertambah besar sampai mereka yang mengencingi dan melukai batangku menjadi bosan, malu dan takut akan pergi dengan sendirinya ketika kau memilih untuk tidak berpaling. Jangan berhenti ayunkan langkah, tetaplah berjalan, walau perlahan, pada akhirnya kau akan sampai juga.
Dan setelah itu semua, segalanya akan menjadi indah. Lihatlah betapa rimbun daun-daunku menarik orang untuk beristirahat dibawahnya. Lihatlah betapa kuat dahan-dahanku menjadi tempat anak-anak bermain bergelantungan. Tawa mereka membuatku tidak kesepian. Lihat betapa manis buah-buah ku memberikan kesegaran bagi mereka yang memakannya. Andai aku menyerah, mungkin aku tidak akan pernah merasakan keindahan berbagi. Dan kau tahu, bahwa semua yang telah kau korbankan hanya menjadi indah ketika apa yang didapat dapat kau bagikan. Hidup ini terlalu besar untuk kau nikmati sendiri. Maka setelah kau meraih hidup yang kau mau, isilah makna hidupmu itu dengan wajah orang lain. Saat iu, sempurnalah takdir Tuhan atas dirimu.
Nah, sebelum kau beranjak, ingatlah pesanku ini. Kau mungkin sekarang hanya sebuah biji kecil, tetapi kau istimewa. Jangan kau sia-siakan apa yang sudah Tuhan siapkan untukmu. Takdirmu bukan sekedar menjadi pohon biasa, tapi pohon yang luar biasa. Tuhan yang Maha Luar Biasa tidak mungkin menciptakan sesuatu yang biasa-biasa saja. Maka jadilah luar biasa dengan melakukan hal yang luar biasa.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar