Ujung Timur
Tebet, 16 September 2012 01:10
Seharusnya tidak
perlu pengulangan untuk meyakini. Semestinya tidak perlu berbilang untuk
membenarkan. Sebenarnya hanya perlu rasa untuk meyakini dan membenarkan. Tapi ternyata
rasa memang perlu peneguhan agar semuanya menjadi lebih nyata. Karena degan
nyata meyakini menjadi lebih mudah dan
membenarkan menjadi lebih ringan. Bahwa kau adalah yang ketiga merupakan
penguat rasa bagi kami, penguat keyakinan kami akan kemahabesaran-Nya.
Tengah malam itu
hadirmu memberi sebuah rasa berbeda atas sebuah kalimat dalam kitab suci yang
disebut berulang lagi berbilang fabiayyi alaa iRabbikumaa tukadzibaan,
nikmat Tuhanmu yang mana yang engkau dustakan? Kalimat yang tidak asing sesungguhnya bagi kami. Tapi bersama hadirmu
begitu lain rasa maknanya. Pantaslah kami iringi air mata ini dengan sebuah
kalimat syukur alhamduliLlaah yang juga berulang dan berbilang.
Nahila Laras
Hati seuntai doa yang kami jadikan sebagai namamu agar Allaah penuhi harap
kami atas dirimu.
Nahila.
Hiasilah dirimu dengan akhlak yang mulia, sebuah perhiasan paling indah di
dunia. Penuhilah hatimu dengan rasa kasih sayang kepada sesama. Lembutkanlah
suaramu dengan senantiasa mengatakan kebaikan dan kebenaran. Haluskanlah budi
pekertimu. Penuhilah dirimu dengan cinta kepada Tuhanmu dan ciptaanNya.
Sibukkanlah dirimu dengan ibadah untuk memperoleh cinta Tuhanmu dan sibukkanlah
dirimu dengan amal kebajikan untuk mendapat cinta makhlukNya. Manisku,
tinggikanlah derajatmu bukan hanya dengan akhlak tapi juga ilmu, karena
keduanya akan menjadikanmu terhormat. Reguklah madu ilmu sebanyak-banyaknya,
nikmatilah pahit perjuangan memperolehnya kemudian nikmati pula manis
memilikinya. Setelah itu sebarkanlah agar melaluimu mereka mengenal Tuhannya.
Laras Hati.
Tuhan telah menciptakan segala sesuatu dengan keteraturan sempurna. Semua berada
pada tempatnya dan dalam ketentuanNya. Begitu juga dengan dirimu yang Tuhan
telah tentukan tempatmu di dunia. Maka hiduplah selalu dengan tunduk pada ketentuanNya.
Lapangkanlah selalu hatimu untuk ikhlas pada takdirNya setelah sempurna segala
ikhtiarmu. Jangan sibukkan dirimu dalam pertentangan. Tapi tempatkanlah dirimu
selalu sebagai bagian tak terpisahkan dari tiap episode kehidupan sebagaimana
yang Tuhan inginkan darimu. Jadilah peka, heningkan hatimu, dengarkanlah
“suara” Tuhan yang mengejawantah pada alam ciptaannya kemudian selaraskan
dirimu dengannya. Ikhlaslah dan bersabarlah. Sayangku, disitulah nanti akan kau
temukan ketenangan hidup.
Nahila Laras
Hati, putriku sayang, doa kami untukmu jadilah wanita sholihah yang terlihat
cantik berhiaskan indahnya akhlak dan gemerlap ilmu pengetahuan. Jadilah engkau
wanita terhormat yang selalu menjaga kehormatan diri dan keluarga. Jadilah
seseorang yang mencintai dan dicintai Allaah karena ibadah. Dan jadilah
seseorang yang mencintai dan dicintai manusia karena kebaikan amalmu.
Di atas sajadah,
di hening malam, dalam sebuah sujud teramat dalam terlantun syukur sebagai
jawab atas pertanyaan berulang lagi berbilang: fabiayyi alaa iRabbikumaa
tukadzibaan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar